[Panduan Berburu Kerja] # 2: Untuk Siapa Panduan Ini?

Diposting oleh hmcahyo on Sabtu, 16 Oktober 2010


Sebelumnya saya tegaskan, bahwa saya bukan orang yang anti dan mengajurkan seseorang untuk tidak kuliah seperti yang dikampanyekan sebagian orang yang sudah merasa kaya tanpa kuliah – walaupun jujur saja meski mereka nggak kuliah setidaknya pernah mengenyam bangku kuliah dan bahkan akhirnya mereka jadi kuliah ketika sudah kaya. Bagi saya belajar atau kuliah ke jenjang yang lebih tinggi – dengan catatan kita memang mau dan mampu – adalah lebih baik – apapun profesi yang akan kita geluti! Apapun profesi anda! Seorang wirausaha tidak ada salahnya untuk tetap belajar di bangku kuliah. Apalagi seorang profesional perusahaan juga nggak masalah!

Kembali ke buku panduan ini, seperti yang saya kemukakan dimuka bahwa tujuan saya menulis buku ini adalah untuk memberikan panduan bagi adik-adik yang akan dan baru lulus SMU. Jadi jelas siapa saja yang berkepentingan dengan nasib mereka tersebut saya kira perlu membaca buku ini. Jadi bagi saya jalan untuk memasuki dunia kerja paska SMA tidak berarti berhenti untuk menambah ilmu – apapun bentuknya, kursus, workshop, seminar dan kalau ada uang bisa dengan kuliah!


Akan tetapi ada beberapa rekomendasi yang saya berikan, siapa yang seharusnya membacaa buku ini.

1. Guru BP di SMP: Lho kok SMP? Iya karena bagi saya SMP adalah awal dari penentuan seseorang untuk bisa membangun masa depannya. Saya tidak bicara tentang mereka yang mempunyai kemampuan finansial yang cukup sehingga punya banyak pilihan dalam menentukan sekolah paska SMP. Tetapi kita harus jujur bahwa banyak para guru BP di SMP tidak bisa atau memberikan pengarahan yang memadai – terkait dengan kondisi ekonomi sang siswa apakah dia mampu dan lebih bermanfaat jika melanjutkan di sekolah umum ataukah di kejuruan. Jujur saja kalau memang di SMU atau Madrasah Aliyah adalah bertujuan untuk mencari ilmu guna melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, mengapa masih harus diberikan keterampilan praktis [yang sering disalah kaprahkan dengan Life-Skill] bagi siswa agar mereka bisa bekerja setelah lulus SMU? Mengapa tidak sekalian saja mereka di arahkan ke sekolah yang benar-benar mempersiapkan mereka untuk bekerja, jika memang diindikasikan mereka tidak melanjutkan kuliah nantinya?


2. Orang tua! Jelas merekalah yang menjadi pendukung utama bagi keberhasilan anak-anaknya. Baik mereka yang mempunyai anak yang masih di bangku sekolah SMP atau bagi mereka yang anak-anaknya sudah sekolah di SMU/SMK. Memang saya tahu banyak orang tua yang tidak mengarahkan anaknya – atau mengarahkan anaknya dengan cara tidak tepat – tetapi sesuai dengan keinginan mereka. Oleh karena itu perlu ada kerjasama antara guru BP dan orang tua untuk memberikan pemahaman yang baik tentang apa yang harus dilakukan sang anak ketika paskah SMU, apalagi jika dikaitkan dengan faktor finansial.


3. Guru BP/BK SMU/SMK: Ya mereka ini perannya sangat penting seperti yang telah saya jelaskan di muka. Bagi Guru BP di sekolah umum tentu hal tugas mereka lebih berat dalam memberikan pelayanan dan bekal bagi siswa mereka yang akan lulus. Oleh karena itu menurut saya sebenarnya identifikasi seseorang siswa mau melanjutkan kuliah atau tidak seharusnya sudah dilakukan sejak siswa tersebut mulai belajar di SMU, sehingga pengarahan yang diberikan kepada siswa lebih tepat dan mengena. Apalagi bagi para guru yang mengajar di sekolah-sekolah umum yang alumninya ternyata – seperti saya katakan di awal – hanya 30 % saja yang melanjutkan kuliah. Sungguh tidak adil mereka yang 70% ini tidak mendapatkan porsi yang layak untuk mempersiapkan masa depannya – dimana yang dikejar sekolah-sekolah umum biasanya hanyalah nilai yang tinggi untuk mengejar passing grade di ujian nasional ataupun ujian masuk perguruan tinggi. Sedangkan bagi guru BP/BK di SMK menurut saya lebih mudah – karena tujuan siswa mereka sudah jelas, tetapi menurut saya mereka masih perlu memberikan penajaman-penajaman keterampilan lunak (soft skills) seperti masalah komunikasi, membangun jaringan dan sebagainya kepada anak didik mereka agar mereka benar-benar mampu menembus dan menciptakan lapangan pekerjaan.


4. Para Mentor dan Aktivis LSM Pelajar: Saat ini sudah jamak diketahui bahwa banyak aktivis dan LSM yang menggarap segmen pelajar. Berbagai macam tujuan mereka dalam menggarap pelajar ini. Ada yang ingin mencari kader bagi organisasinya baik bagi mereka yang melanjutkan maupun yang akan terjun di masyarakat, ada yang sekedar ingin memberikan penyadaran tentang nilai-nilai dan isu tertentu misalnya tentang lingkungan hidup, HIV/AIDS dan sebagainya. Terseralah apa tujuan anda, tetapi jika anda tidak bisa memberikan nilai-nilai lebih bagi binaan anda yang notabene anak-anak di sekolah, maka yakinlah anda akan ditinggal oleh mereka. Apalagi jika yang anda bicarakan adalah hanya masalah idealisme memperjuangkan isme-isme tertentu tetapi justru anak-anak SMU/SMK tersebut bingung mereka harus kemana setelah lulus! Maka tentu hanya sedikit yang akan sampai ketujuan yang anda inginkan. Bukankan dengan menolong dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi masa depan anak-anak SMU/SMK yang anda bina akan semakin memperkuat ikatan anda dengan mereka? Wallahu’alam.



****
Gambar di ambil dr sini