[Pengantar] Panduan Berburu Kerja # 1

Diposting oleh hmcahyo on Sabtu, 16 Oktober 2010


Pada setiap akhir tahun pelajaran anak-anak SMA/MA/SMK (selanjutnya hanya disebut SMA untuk mempersingkat) harus menempuh Ujian Nasional (unas). Dan dari tahun ke tahun berbagai berita yang menyangkut Unas baik yang kontroversial maupun yang biasa-biasa saja senantiasa memenuhi media massa. Anehnya begitu pelaksanaan ujian itu selesai maka berita tentang sekolah SMA dan muridnya yang sudah lulus seolah lenyap begitu saja.

Media dan masyarakat seolah-olah sudah lupa bahwa permasalahan yang dialami anak-anak yang lulus SMA belum selesai. Bagi saya – dan mungkin juga Anda – saat saat yang kritis bagi anak SMA sebenarnya justru bukan pada saat Unas, karena pada Unas mereka hanya diberikan dua pilihan, lulus atau tidak.

Akan tetapi jika sudah dinyatakan lulus itulah justru saat-saat yang sangat menentukan bagi mantan siswa SMA. Mengapa? Karena pilihan yang ditentukan pada saat paska kelulusan itulah yang justru akan berdampak besar bagi kehidupan selanjutnya.

Apapun pilihan itu asalkan dilakukan dengan sadar InsyaAllah membawa akan kebaikan. Tetapi permasalahan utamanya adalah banyak di antara lulusan SMA tersebut yang salah dalam menentukan pilihan. Saya salah satu contohnya! Saya yang saat itu ingin kuliah mendalami ilmu sastra justru masuk jurusan kependidikan. Hal ini menurut saya karena kurangnya informasi yang saya dapatkan dan sekolah tidak memfasilitasi secara penuh untuk masalah konsultasi dan pemilihan jurusan ini. Nggak apa-apa sih karena sudah terlanjur dan akhirnya saya bisa menikmatinya.. tetapi kalau dipikir-pikir lagi justru itu suatu kecelakaan.

Nah itu yang bisa melanjutkan kuliah! Apapun jurusan yang dipilih masih beruntung daripada yang nggak bisa kuliah. Bagaimana dengan mereka yang nggak bisa kuliah? Menurut saya justru mereka ini yang menghadapi banyak pilihan sulit. Misalnya:

  • Mau kerja? Nggak punya keterampilan!
  •  Yang sudah punya keterampilan seperti alumni SMK? Nggak tau gimana menembus lowongan kerja? Dan segala hal yang terkait dengannya.
  •  Yang mau berwirausaha? Nggak tahu harus memulai darimana?
Kalau mau disusun daftar permasalahannya bisa lebih panjang lagi!  

Permasalahan lain yang memprihatikan adalah justru mereka yang tidak bisa melanjutkan kuliah ini prosentasenya yang justru lebih besar. Menurut sebuah sumber yang penah saya baca alumni SMA di Jawa Timur hanya sekitar 30% saja melanjutkan kuliah, hal ini dikuatkan dengan pengamatan di lapangan. Saat saya membantu sebuah LSM dengan melakukan perjalanan saya keliling SMA-SMA di Jawa Timur dan Jateng selama beberapa tahun untuk melakukan pembinaan, saya mendapati prosentase yang kurang lebih sama apalagi di kota-kota kecil dan kabupaten pinggiran. Itu data yang ada di sebagian pulau Jawa. Saya tidak tahu jumlah prosentasenya di luar wilayah itu tetapi menurut prediksi saya jumlahnya kurang lebih sama atau bahkan lebih besar.

Salah satu penyebab utama mereka tidak bisa kuliah adalah karena kampus-kampus perguruan tinggi di negeri kita ini sudah tidak membuka pintu bagi mereka yang berasal dari ekonomi pas-pasan apalagi yang dari kalangan miskin (selanjurnya disebut dhuafa). Meskipun ada kebijakan dari kampus untuk anak-anak berprestasi dari dari kalangan dhuafa, tetapi itu jumlahnya hanya Nol koma sekian persen dan lebih banyak retorika saja agar kampus-kampus tersebut tidak di-cap komersiil. Karena faktanya masih banyak anak-anak pandai yang tidak mampu untuk kuliah. Sungguh saya sangat sedih ketika mengetahui seorang binaan teman saya di panti asuhan tidak bisa masuk sebuah perguruan tinggi Negeri di Malang, bukan karena sang anak tidak pandai dan berprestasi – karena dia bisa punya peluang masuh PTN tersebut justru karena nilainya bagus. Yang tidak dia punyai hanyalah uang masuk yang jumlahnya sebesar 7,5 juta rupiah – apalagi ibunya hanya seorang janda. Belum lagi di tahun ajaran 2010/2011 ini PTN-PTN di kota saya Malang, berlomba-lomba untuk mencekik para orang tua ketika membiayai kuliah anaknya. Bahkan sampai-sampai saya pernah mendapati keluhan seorang dosen dari Universitas Brawijaya ketika anaknya diterima di universitas tempat dia mengajar dia harus mengeluarkan uang sekitar 11 juta rupiah !

Saya nggak tahu Unbraw itu uangnya sudah banyak kok masih mahal untuk masuk ke sini keluhnya.

Jika seorang dosen PTN saja mengeluh seperti itu bagaimana dengan orang-orang yang secara profesi penghasilannya lebih rendah dari dosen? Bisa-bisa karena tidak bisa kuliah atau mengkuliahkan serasa dunia mau kiamat ! 

Hal ini saya sadari betul, karena bagi sebagian besar orang tua saat ini untuk bisa menyekolahkan anaknya sampai SMA saja sudah merupakan sebuah prestasi besar di jaman yang serba mahal seperti ini!

Namun bagi saya hal lain yang justru menyedihkan adalah kerena mereka para alumni SMA inilah sebenarnya yang merupakan angkatan kerja yang produktif yang tidak termanfaatkan dengan baik. Hanya karena ketidaktahuan dan keterbatasan informasi yang sampai kepada mereka, maka yang terjadi mereka justru menjadi beban buat keluarga, masyarakat dan bangsa. Alih-alih bekerja untuk sekedar bertahan hidup mandiri dan mencukupi kebutuhan sehari-hari saja mereka tidak mampu. Pada akhirnya menjadi sebuah akumulasi yaitu menjadi penyumbang terbesar jumlah pengganguran di negeri kita tercinta.

Di sisi lain, realitas di masyarakat, bisa kita lihat bahwa banyak orang-orang yang bisa sukses dalam kehidupannya tanpa harus mempunyai gelar atau kuliah terlebih dahulu. Apalagi cuma hanya bertahan hidup, saya yakin insyaAllah bisa! Dan berdasarkan hasil survey kecil-kecilan yang telah dilakukan mahasiswa saya selama beberapa tahun yang menempuh matakuliah personal development dan kewirausahaan membuktikan hal hal itu.

Dari situlah akhirnya saya mempunyai pemikiran untuk menuangkan panduan-panduan yang selama ini saya berikan di kelas menjadi sebuah buku pandauan yang mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi adik-adik kita alumni SMA.

Saya tahu bahwa mungkin ada beberapa hal yang akan saya sampaikan dalam panduan itu mungkin ada yang tidak pas di lapangan. Tetapi saya berharap dengan saya publish secara berkala di sini ada diantara anda yang peduli dan mau berbagi dengan saya untuk sekedar membantu adik-adik kita. Bagaimana?

*****
Catatan: Serial ini adalah edisi revisi dari tulisan yang telah terbit di blog saya http://hmcahyo.blogdetik.com dengan judul Gak Kuliah Gak Kiamat ! yang sudah sampai edisi 25. Revisi ini saya lakukan untuk meng-update informasi yang terkini.

Bagi anda yang ingin memberikan saran dan masukan tentang apa tambahan yang perlu saya cantumkan dalam panduan tersebut bisa kontak via email: hmcahyo[at]yahoo[dot]com


*****

Gambar dari sini