Tampilkan postingan dengan label Job Hunting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Job Hunting. Tampilkan semua postingan

www.JobHuntingCenter.com : Refensi Alumni Polinema

Diposting oleh hmcahyo on Minggu, 30 November 2014


Anda alumni polinema yang sedang mencari pekerjaan atau sedang membangun karir atau ingin berbagi informasi peluang kerja bagi teman-teman alumni yang lain? 

Saatnya anda bergabung dengan www.JasaGhostWriter.com tempat anda berbagi dengan para alumni polinema yang lain. 

Oleh karena itu ajaklah teman-teman di detikforum buat alumni polinema dan di forum buat alumni polinema - serta buat buat alumni polinema 2009 universitas manapun silahkan bergabung dengan www.PenulisCVProfesional.com 

Sedangkan anda yang punya list buat alumni polinema dan sedang mencari alumni polinema mana yah

Sudah saatnya anda bergabung dengan www.SouvenirKhasMalang.com
More aboutwww.JobHuntingCenter.com : Refensi Alumni Polinema

Ikhlas Menerima Takdir

Diposting oleh hmcahyo on Senin, 25 Oktober 2010

oleh

Abrar Rifai



Karena mencari sebuah catatan lama, yang saya tulis duluuuu, sebelum ada komputer, saya sampai harus membongkar tumpukan kertas-kertas lama di rumah saya. Kebetulan catatan tersebut terkait dengan pengajaran saya saat ini di pesantren. Jadi saya betul-betul membutuhkannya. Tapi, yang saya cari tak juga ditemukan. Malah saya menemukan suatu catatan lain yang ternyata lebih saya butuhkan dan lebih bermanfaat bagi saya.

Banyak orang yang mencita-citakan suatu profesi tertentu untuk digelutinya. Ada yang ingin jadi dokter, sehingga dia betul-betul serius belajar, ikut bimbingan ujian SMPTN dan lain sebagainya. Tapi ternyata pada saat pengumuman SMPTN dia tak menemukan namanya diantara nama-nama yang lolos untuk masuk fakultas kedokteran yang di-inginkannya. Malah namanya tercantum di fakultas lain, yang sebenarnya adalah pilihan kedua.

Berhasil masuk ke fakultas yang diharapkan, juga ternyata tidak serta merta mengantarkan seseorang untuk menggeluti pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Sebagai contoh, Taufik Ismail yang seorang dokter hewan, sekarang malah jadi penyair. Begitu juga dengan seorang teman sekota saya, perempuan, sekolahnya dulu adalah kebidanan. Tapi sekarang dia malah sibuk jualan komputer, bukannya jadi bidan. Dan bahkan, ketika dulu saya pernah ikut kerja pada seorang bos PJTKI, saya mendapati diantara nama-nama TKW yang akan diberangkatkan ke Hongkong adalah seorang dokter...!

Pun demikian dengan pasangan hidup saya saat ini, terus terang dia bukanlah perempuan yang sesuai kriteria saya dulu. Sebagaimana menurutnya, saya juga bukanlah kriteria laki-laki idamannya :) . Tapi, ternyata Allah menjodohkan kami. Sampai sekarang kami telah hidup bersama selama sembilan tahun menjelang sepuluh tahun. Allah telah mengkaruniai kami tiga orang anak. Walau tak lepas dari berbagai riak, dan terkadang juga badai, tapi kami merasa bahwa kami hidup bahagia.

Hidup di dunia, kita memang harus punya orientasi. Kita harus punya keinginan, cita-cita dan harapan. Kita harus berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkannya. Kita harus rajin belajar, kuliah sesuai dengan bidang yang kita inginkan, dan banyak berdoa semoga Allah mengabulkan keinginan-keinginan kita. Disamping itu, kita juga harus pandai membina hubungan dengan orang-orang yang kita anggap dapat membantu kita memenuhi harapan-harapan kita.

Tapi kita harus sadar, bahwa sebenarnya Allah adalah lebih tahu tentang kita. Karena memang Dialah Pencipta kita. Allah lebih tahu tentang apa yang kita butuhkan. Allah lebih tahu tentang baik dan tidaknya keinginan kita. Allah lebih tahu tentang sesuai atau tidaknya cita-cita yang kita damba. Allah lebih tahu tentang pasangan yang cocok bagi kita. Dan yang pasti, adalah bahwa kita sungguh tak berdaya untuk melawan keperkasaan Allah. Sebagaimana firman-Nya:

Kalian diwajibkan berperang, padahal itu tidak kalian sukai. Tapi, boleh jadi kalian tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagi kalian. Dan boleh jadi kalian menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagi kalian. Dan Allah-lah yang mengetahui, sedang kalian tidak mengetahui. [al-Baqarah:216]

Kalau sudah begitu, yang harus kita lakukan ialah belajar untuk lebih cerdas menerima segala ketentuan Allah. Kita harus lebih pandai membaca segala skenario Allah yang telah ditulis-Nya untuk kita. Setelah itu, kita harus pintar untuk memainkan setiap peran yang telah Allah pilihkan untuk kita. Jadi apapun kita, itu tidak penting. Tapi, yang penting, kita harus bermain sebaik-baiknya. Untuk kemudian kelak kita memperoleh award dari Allah pada "malam puncak award" yang akan dilaksanakan setelah yaumul hisab....

Wallahu’alam

****
Foto dari sini
More aboutIkhlas Menerima Takdir

Mulianya Orang Bekerja

Diposting oleh hmcahyo



Abrar Rifai
Pernah suatu hari datang kepada Rasulullah saw, seorang sahabat Anshar. Dia berharap kepada Rasulullah agar berkenan memberinya sesuatu untuk bisa di makan hari itu. Rasulullah s.a.w tidak langsung memenuhi permintaan orang ini. Tapi beliau malah bertanya padanya,
"Apakah di rumah tidak ada sesuatu apapun?"
"Ada ya Rasulallah", jawab orang itu.
"Sebuah gelas yang biasa kami pakai minum, dan selembar kain, yang kami gunakan untuk alas dan juga selimut".
"Kalau begitu, bawa kesini semua barang itu", perintah Rasulullah pada orang itu.
"Dua-duanya ya Rasulallah?. "iya dua-duanya!
"Tapi, ya Rasulallah"
..." Sudah, gak usah pake tapi-tapi-an, bawa aja kemari"!

Orang itupun tidak punya pilihan lagi, ia segera pulang ke rumahnya untuk memenuhi perintah Rasulullah saw. Tak berselang lama, orang itu telah kembali dengan membawa gelas dan kain lusuh yang dipunyainya.

Rasulullah 'alahi ashshalaatu wassalaam kemudian mengambilnya, dan kemudian menyodorkannya kepada beberapa orang sahabat yang kebetulan hadir bersama beliau saat itu.
"Ayo, siapa yang mau beli dua benda ini? , tanya Rasulullah pada mereka.
Seorang sahabat mengacungkan tangannya,
"Saya ya Nabiyallah, saya beli keduanya dengan satu dirham" katanya.
"Aku mau ada yang menawar lebih tinggi lagi" kata Rasulullah saw. "Ayo siapa yang mau?" Rasulullah melanjutkan penawarannya sampai beberapa kali.

Kemudian seorang sahabat lagi mengacungkan tangannya,
"Saya, ya Rasulallah, saya beli keduanya dengan dua dirham"
Kemudian Rasulullah saw memberikan kain dan gelas tersebut, seraya menerima uang dirham darinya. Lelang barang selesai.

Berikutnya Rasulullah saw memanggil sang pemilik barang,
”Ini uang dua dirham hasil penjualan barang milikmu. Sekarang pergi kau ke pasar, uang yang sedirham kamu belikan makanan untuk memberi makan keluargamu. Dan yang sedirhamnya lagi, kamu belikan kapak, dan bawa kemari kapak tersebut.”

Orang tersebut berlalu. Memenuhi apa yang disarankan Nabi padanya. Beberapa saat kemudian, ia sudah kembali dengan membawa sebuah kapak. Rasulullah saw mengambil kapak tersebut. Kemuadian mengikat dan menautkannya dengan kayu. Setelah itu beliau menyerahkan kapak tersebut kepada pemiliknya. Sambil berkata,
" Sekarang pergilah kamu ke hutan... Carilah kayu sebanyak-sebanyaknya kemudian jual ke pasar. Lakukan itu setiap hari. Dan aku tak ingin melihatmu mendatangiku selama 15 hari"
Begitu kata Rasulullah saw memberikan pengarahan pada sahabat ini.

Selepas mendapatkan "bekal kerja" dari Rasulullah saw, sahabat Anshar ini pun pergi untuk menunaikan arahan dari nabinya. Dia pergi ke pasar, membeli makanan. Kemudian pulang ke rumah untuk menyerahkan makanan tersebut pada istri dan anak-anaknya. Setelah itu, ia pergi ke hutan. Mencari kayu. Setelah dirasa cukup, sesuai dengan kemampuan membawanya, kemudian orang ini pulang dan menjual kayunya di pasar. Begitu seterusnya yang ia lakukan. Di pagi hari ia pergi ke hutan, mencari kayu, dan pulang ke rumahnya di sore hari, setelah sebelumya singgah terlebih dahulu ke pasar untuk menjual kayunya.

Lima belas hari berselang, orang ini menemui Rasulullah saw. Dia melaporkan pekerjaannya kepada Rasulullah. Dia sampaikan pada beliau, bahwa selama lima belas hari bekerja, setelah dipotong biaya hidup bersama keluarga, sekarang ia sudah mempunyai tabungan sebanyak enam dirham!. Rasulullah Muhammad shallallahu 'alahi wasallama sangat gembira mendengar cerita orang ini. Karena itu artinya, orang ini telah terlepas dari kesulitan finansial yang selama ini menderanya. Kemudian Sang Manusia Mulia bersabda padanya, dan juga sebagai pelajaran bagi seluruh pengikutnya, kata beliau:
"Ini (bekerja) jelas lebih baik darimu dari pada kamu meminta-minta pada orang lain. Kerena ketahuilah, bahwa pengemis kelak di hari kiamat, akan datang dengan setempel khusus di wajahnya (yang menandakan bahwa ia dulunya di dunia adalah seorang pengemis). Dan sesungguhnya meminta-minta (mengemis) itu tidak diperbolehkan kecuali pada tiga kelompok orang: 1. Orang yang sangat-sangat miskin, yang tidak mempunyai apapun. 2. Orang yang berhutang besar, dan ia tak sanggup membayarnya. 3. Orang yang melakukan pelanggaran, ia dikenakan denda, dan ia tak sanggup membayarnya...”

Itulah tarbiyah nabawiyyah... Beliau shallallahu 'alahi wasallam selalu memberikan solusi terbaik terhadap setiap permasalahan yang dihadapi para sahabatnya...

Tentunya tidaklah sama pengajaran yang Rasulullah berikan pada masing-masing individu. Tergantung masalah, karakter orang, dan kemampuan yang dimiliki oleh yang bersangkutan...

Maka Saudara, dalam memutuskan sesuatu urusan agama, hendaklah dilihat secara utuh masalahnya. Tentu dengan menyandarkan pada satu hadis saja tanpa membandingkannya dengan hadis yang lain, adalah hal yang seharusnya dihindari oleh para pemberi fatwa.

Membandingkan bukan membenturkan... Karena tak ada hadis yang berbenturan satu sama lain. Tapi tujuan, latar belakang, dan kondisi ... serta situasi yang terjadi ketika Rasulullah akan bersabda, itulah yang menjadikan keberagaman hadis untuk menyikapi hal yang seragam...

Wallahu a'lam...

***
Gambar diambil dari sini
More aboutMulianya Orang Bekerja

Memaksimalkan Potensi Diri

Diposting oleh hmcahyo on Minggu, 24 Oktober 2010


Banyak diantara kita yang sebenarnya mempunyai potensi luar biasa hebat dalam berbagai hal. Tapi kita sendirilah yang kerap membunuh potensi itu. Membunuhnya dengan malas yang diperturutakan. Membunuhnya dengan minder yang dibiasakan. Membunuhnya dengan perasaan tiada fasilitas yang dibiarkan. Membunuhnya dengan rasa cepat puas atas suatu prestasi kecil yang dibanggakan. Maka, biar potensi kita mencapai kilimaksnya, singkirkan semua pisau-pisau pembunuh itu...!



**

Malas memang kerap datang menghampiri. Siapapun dia, pelajar, pekerja, peribadah, penulis, pembaca, dan bahkan pemain sekalipun. Semuanya sesekali atau kerap kali, pasti akan merasakan penyakit malas. Iya, penyakit. Malas adalah penyakit yang susah dicarikan obatnya. Malas hanya bisa diobati dengan paksa. Paksalah dirimu untuk belajar, paksalah dirimu untuk beribadah, paksalah dirimu untuk bekerja, paksalah dirimu untuk berbuat baik, membaca, menulis dan lain sebagainya. Sebab kalau malas dibiarkan, maka ia akan menjadikan hidupmu tak berarti. Malas, cepat atau lambat, ia akan membunuh potentsi kemanusianmu. Malas kok dipelihara...!

Salah satu ciri pemalas, adalah banyak tidur. Ngantuk sedikit saja, sudah mau merebahkan diri. Apalagi tidur habis subuh. Itu adalah prilaku tak terpuji yang tak disukai oleh orang tua dan mertua. Orang yang pagi-pagi sudah tidur, rejekinya sudah duluan dipatok ayam. Kalau Anda berkesempatan bertemu dengan orang-orang besar, para pejabat, pengusaha, kyai, atau penulis produktif, coba Tanya mereka, berapa jam mereka tidur setiap harinya. Pasti mereka akan menjawab, tidak lebih dari empat jam sahaja.
More aboutMemaksimalkan Potensi Diri

[Panduan Berburu Kerja] # 3 : Overview Materi

Diposting oleh hmcahyo on Sabtu, 16 Oktober 2010

Perlu diketahui saya akan memuat serial Gak Kuliah Gak Kiamat [GK-Gk] ini tidak secara berurutan dari segi pembahasan topik-topiknya. Ada beberapa alasan yang harus dipahami:

Pertama, tiap topik saya tulis berdasarkan kesiapan bahan yang ada. Karena untuk menuliskan beberapa topik saya masih harus mereview lagi beberapa sumber dan bahkan saya harus mencarinya agar semaksimal mungkin informasi yang saya berikan lebih bermanfaat.

Kedua, terkadang beberapa topik sudah siap bahannya tetapi saya lebih mood untuk menuliskan sebuah topik yang paling mudah menyusunnya dari bahan-bahan yang ada itu.

Ketiga, terkadang satu topik sudah pernah saya tulis dalam komputer saya atau dalam blog ini, tetapi tidak dalam tag (kategori) GK-GK sehingga saya harus merevisi ulang dan saya sesuaikan dengan topik yang saya bahas.

Dengan alasan itu maka mohon maklum jika ada diantara anda yang memang berminat untuk mengumpulkan tulisan ini, maka saya harap bersabar dan doakan saya diberi kemampuan untuk istiqomah menuliskan topik-topik tersebut.

Nah berikut ini sekedar overview materi yang akan saya tuliskan secara serial – harap diingat bahwa bisa saja topiknya bertambah atau berkurang sesuai kondisi.

1. Pengantar
2. 3 Skenario Paskah SMU
3. SWOT ME UP! – Seberapa Mampu dan Kuat saya? Mau Kemana Saya?
4. Jika harus memilih [Kuliah, Kerja, Wirasusaha]
5. Benarkah saya tidak bisa [melanjutkan] belajar lagi?
6. Jika Kerja: Yang harus diketahui!
7. Perkaya kualitas diri, tingkatkan mutu! -> Keterampilan Pendukung
8. Memilih Tempat Latihan [Kursus] – Gratis, Berbayar, Semester, Tahunan
9. Yang harus di pelajari di tempat latihan
10. Yang harus diketahui tentang Lowongan: Berburu Peluang Kerja!
11. The Power of Networking: Pandai dan Pintar saja Nggak Cukup!
12. Ini Bukan Undangan Nikah! [The Power of Covering Letter : Things You Should Know!]
13. Ketika saatnya datang! [Tes dan Wawancara Kerja] – Do and Don’t
14. Laa Tahzan! : Nambah Teman dan Peluang Ketika Gagal!
15. Hello I’m New Comer Here! : Alhamdulillah Saya diterima!
16. Mereka juga Bisa Kaya! : Jika Harus wirausaha!
17. Mulai Dari Mana? [SWOT Me Up Again!]
18. Bersiap-siap!! Saatnya Bertualang! [Memburu peluang mencari pelanggan]
19. Jalan itu panjang : Bagaimana Bertahan dan Menembus Rintangan!
20. Upgrade! Upgrade! : Apapun yang Kalian Pilih
21. The Timeless Skills
22. Ah.. sampai juga akhirnya!



****
Gambar dari sini
More about[Panduan Berburu Kerja] # 3 : Overview Materi

[Panduan Berburu Kerja] # 2: Untuk Siapa Panduan Ini?

Diposting oleh hmcahyo


Sebelumnya saya tegaskan, bahwa saya bukan orang yang anti dan mengajurkan seseorang untuk tidak kuliah seperti yang dikampanyekan sebagian orang yang sudah merasa kaya tanpa kuliah – walaupun jujur saja meski mereka nggak kuliah setidaknya pernah mengenyam bangku kuliah dan bahkan akhirnya mereka jadi kuliah ketika sudah kaya. Bagi saya belajar atau kuliah ke jenjang yang lebih tinggi – dengan catatan kita memang mau dan mampu – adalah lebih baik – apapun profesi yang akan kita geluti! Apapun profesi anda! Seorang wirausaha tidak ada salahnya untuk tetap belajar di bangku kuliah. Apalagi seorang profesional perusahaan juga nggak masalah!

Kembali ke buku panduan ini, seperti yang saya kemukakan dimuka bahwa tujuan saya menulis buku ini adalah untuk memberikan panduan bagi adik-adik yang akan dan baru lulus SMU. Jadi jelas siapa saja yang berkepentingan dengan nasib mereka tersebut saya kira perlu membaca buku ini. Jadi bagi saya jalan untuk memasuki dunia kerja paska SMA tidak berarti berhenti untuk menambah ilmu – apapun bentuknya, kursus, workshop, seminar dan kalau ada uang bisa dengan kuliah!


Akan tetapi ada beberapa rekomendasi yang saya berikan, siapa yang seharusnya membacaa buku ini.

1. Guru BP di SMP: Lho kok SMP? Iya karena bagi saya SMP adalah awal dari penentuan seseorang untuk bisa membangun masa depannya. Saya tidak bicara tentang mereka yang mempunyai kemampuan finansial yang cukup sehingga punya banyak pilihan dalam menentukan sekolah paska SMP. Tetapi kita harus jujur bahwa banyak para guru BP di SMP tidak bisa atau memberikan pengarahan yang memadai – terkait dengan kondisi ekonomi sang siswa apakah dia mampu dan lebih bermanfaat jika melanjutkan di sekolah umum ataukah di kejuruan. Jujur saja kalau memang di SMU atau Madrasah Aliyah adalah bertujuan untuk mencari ilmu guna melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, mengapa masih harus diberikan keterampilan praktis [yang sering disalah kaprahkan dengan Life-Skill] bagi siswa agar mereka bisa bekerja setelah lulus SMU? Mengapa tidak sekalian saja mereka di arahkan ke sekolah yang benar-benar mempersiapkan mereka untuk bekerja, jika memang diindikasikan mereka tidak melanjutkan kuliah nantinya?


2. Orang tua! Jelas merekalah yang menjadi pendukung utama bagi keberhasilan anak-anaknya. Baik mereka yang mempunyai anak yang masih di bangku sekolah SMP atau bagi mereka yang anak-anaknya sudah sekolah di SMU/SMK. Memang saya tahu banyak orang tua yang tidak mengarahkan anaknya – atau mengarahkan anaknya dengan cara tidak tepat – tetapi sesuai dengan keinginan mereka. Oleh karena itu perlu ada kerjasama antara guru BP dan orang tua untuk memberikan pemahaman yang baik tentang apa yang harus dilakukan sang anak ketika paskah SMU, apalagi jika dikaitkan dengan faktor finansial.


3. Guru BP/BK SMU/SMK: Ya mereka ini perannya sangat penting seperti yang telah saya jelaskan di muka. Bagi Guru BP di sekolah umum tentu hal tugas mereka lebih berat dalam memberikan pelayanan dan bekal bagi siswa mereka yang akan lulus. Oleh karena itu menurut saya sebenarnya identifikasi seseorang siswa mau melanjutkan kuliah atau tidak seharusnya sudah dilakukan sejak siswa tersebut mulai belajar di SMU, sehingga pengarahan yang diberikan kepada siswa lebih tepat dan mengena. Apalagi bagi para guru yang mengajar di sekolah-sekolah umum yang alumninya ternyata – seperti saya katakan di awal – hanya 30 % saja yang melanjutkan kuliah. Sungguh tidak adil mereka yang 70% ini tidak mendapatkan porsi yang layak untuk mempersiapkan masa depannya – dimana yang dikejar sekolah-sekolah umum biasanya hanyalah nilai yang tinggi untuk mengejar passing grade di ujian nasional ataupun ujian masuk perguruan tinggi. Sedangkan bagi guru BP/BK di SMK menurut saya lebih mudah – karena tujuan siswa mereka sudah jelas, tetapi menurut saya mereka masih perlu memberikan penajaman-penajaman keterampilan lunak (soft skills) seperti masalah komunikasi, membangun jaringan dan sebagainya kepada anak didik mereka agar mereka benar-benar mampu menembus dan menciptakan lapangan pekerjaan.


4. Para Mentor dan Aktivis LSM Pelajar: Saat ini sudah jamak diketahui bahwa banyak aktivis dan LSM yang menggarap segmen pelajar. Berbagai macam tujuan mereka dalam menggarap pelajar ini. Ada yang ingin mencari kader bagi organisasinya baik bagi mereka yang melanjutkan maupun yang akan terjun di masyarakat, ada yang sekedar ingin memberikan penyadaran tentang nilai-nilai dan isu tertentu misalnya tentang lingkungan hidup, HIV/AIDS dan sebagainya. Terseralah apa tujuan anda, tetapi jika anda tidak bisa memberikan nilai-nilai lebih bagi binaan anda yang notabene anak-anak di sekolah, maka yakinlah anda akan ditinggal oleh mereka. Apalagi jika yang anda bicarakan adalah hanya masalah idealisme memperjuangkan isme-isme tertentu tetapi justru anak-anak SMU/SMK tersebut bingung mereka harus kemana setelah lulus! Maka tentu hanya sedikit yang akan sampai ketujuan yang anda inginkan. Bukankan dengan menolong dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi masa depan anak-anak SMU/SMK yang anda bina akan semakin memperkuat ikatan anda dengan mereka? Wallahu’alam.



****
Gambar di ambil dr sini
More about[Panduan Berburu Kerja] # 2: Untuk Siapa Panduan Ini?

[Pengantar] Panduan Berburu Kerja # 1

Diposting oleh hmcahyo


Pada setiap akhir tahun pelajaran anak-anak SMA/MA/SMK (selanjutnya hanya disebut SMA untuk mempersingkat) harus menempuh Ujian Nasional (unas). Dan dari tahun ke tahun berbagai berita yang menyangkut Unas baik yang kontroversial maupun yang biasa-biasa saja senantiasa memenuhi media massa. Anehnya begitu pelaksanaan ujian itu selesai maka berita tentang sekolah SMA dan muridnya yang sudah lulus seolah lenyap begitu saja.

Media dan masyarakat seolah-olah sudah lupa bahwa permasalahan yang dialami anak-anak yang lulus SMA belum selesai. Bagi saya – dan mungkin juga Anda – saat saat yang kritis bagi anak SMA sebenarnya justru bukan pada saat Unas, karena pada Unas mereka hanya diberikan dua pilihan, lulus atau tidak.

Akan tetapi jika sudah dinyatakan lulus itulah justru saat-saat yang sangat menentukan bagi mantan siswa SMA. Mengapa? Karena pilihan yang ditentukan pada saat paska kelulusan itulah yang justru akan berdampak besar bagi kehidupan selanjutnya.

Apapun pilihan itu asalkan dilakukan dengan sadar InsyaAllah membawa akan kebaikan. Tetapi permasalahan utamanya adalah banyak di antara lulusan SMA tersebut yang salah dalam menentukan pilihan. Saya salah satu contohnya! Saya yang saat itu ingin kuliah mendalami ilmu sastra justru masuk jurusan kependidikan. Hal ini menurut saya karena kurangnya informasi yang saya dapatkan dan sekolah tidak memfasilitasi secara penuh untuk masalah konsultasi dan pemilihan jurusan ini. Nggak apa-apa sih karena sudah terlanjur dan akhirnya saya bisa menikmatinya.. tetapi kalau dipikir-pikir lagi justru itu suatu kecelakaan.

Nah itu yang bisa melanjutkan kuliah! Apapun jurusan yang dipilih masih beruntung daripada yang nggak bisa kuliah. Bagaimana dengan mereka yang nggak bisa kuliah? Menurut saya justru mereka ini yang menghadapi banyak pilihan sulit. Misalnya:

  • Mau kerja? Nggak punya keterampilan!
  •  Yang sudah punya keterampilan seperti alumni SMK? Nggak tau gimana menembus lowongan kerja? Dan segala hal yang terkait dengannya.
  •  Yang mau berwirausaha? Nggak tahu harus memulai darimana?
Kalau mau disusun daftar permasalahannya bisa lebih panjang lagi!  

Permasalahan lain yang memprihatikan adalah justru mereka yang tidak bisa melanjutkan kuliah ini prosentasenya yang justru lebih besar. Menurut sebuah sumber yang penah saya baca alumni SMA di Jawa Timur hanya sekitar 30% saja melanjutkan kuliah, hal ini dikuatkan dengan pengamatan di lapangan. Saat saya membantu sebuah LSM dengan melakukan perjalanan saya keliling SMA-SMA di Jawa Timur dan Jateng selama beberapa tahun untuk melakukan pembinaan, saya mendapati prosentase yang kurang lebih sama apalagi di kota-kota kecil dan kabupaten pinggiran. Itu data yang ada di sebagian pulau Jawa. Saya tidak tahu jumlah prosentasenya di luar wilayah itu tetapi menurut prediksi saya jumlahnya kurang lebih sama atau bahkan lebih besar.

Salah satu penyebab utama mereka tidak bisa kuliah adalah karena kampus-kampus perguruan tinggi di negeri kita ini sudah tidak membuka pintu bagi mereka yang berasal dari ekonomi pas-pasan apalagi yang dari kalangan miskin (selanjurnya disebut dhuafa). Meskipun ada kebijakan dari kampus untuk anak-anak berprestasi dari dari kalangan dhuafa, tetapi itu jumlahnya hanya Nol koma sekian persen dan lebih banyak retorika saja agar kampus-kampus tersebut tidak di-cap komersiil. Karena faktanya masih banyak anak-anak pandai yang tidak mampu untuk kuliah. Sungguh saya sangat sedih ketika mengetahui seorang binaan teman saya di panti asuhan tidak bisa masuk sebuah perguruan tinggi Negeri di Malang, bukan karena sang anak tidak pandai dan berprestasi – karena dia bisa punya peluang masuh PTN tersebut justru karena nilainya bagus. Yang tidak dia punyai hanyalah uang masuk yang jumlahnya sebesar 7,5 juta rupiah – apalagi ibunya hanya seorang janda. Belum lagi di tahun ajaran 2010/2011 ini PTN-PTN di kota saya Malang, berlomba-lomba untuk mencekik para orang tua ketika membiayai kuliah anaknya. Bahkan sampai-sampai saya pernah mendapati keluhan seorang dosen dari Universitas Brawijaya ketika anaknya diterima di universitas tempat dia mengajar dia harus mengeluarkan uang sekitar 11 juta rupiah !

Saya nggak tahu Unbraw itu uangnya sudah banyak kok masih mahal untuk masuk ke sini keluhnya.

Jika seorang dosen PTN saja mengeluh seperti itu bagaimana dengan orang-orang yang secara profesi penghasilannya lebih rendah dari dosen? Bisa-bisa karena tidak bisa kuliah atau mengkuliahkan serasa dunia mau kiamat ! 

Hal ini saya sadari betul, karena bagi sebagian besar orang tua saat ini untuk bisa menyekolahkan anaknya sampai SMA saja sudah merupakan sebuah prestasi besar di jaman yang serba mahal seperti ini!

Namun bagi saya hal lain yang justru menyedihkan adalah kerena mereka para alumni SMA inilah sebenarnya yang merupakan angkatan kerja yang produktif yang tidak termanfaatkan dengan baik. Hanya karena ketidaktahuan dan keterbatasan informasi yang sampai kepada mereka, maka yang terjadi mereka justru menjadi beban buat keluarga, masyarakat dan bangsa. Alih-alih bekerja untuk sekedar bertahan hidup mandiri dan mencukupi kebutuhan sehari-hari saja mereka tidak mampu. Pada akhirnya menjadi sebuah akumulasi yaitu menjadi penyumbang terbesar jumlah pengganguran di negeri kita tercinta.

Di sisi lain, realitas di masyarakat, bisa kita lihat bahwa banyak orang-orang yang bisa sukses dalam kehidupannya tanpa harus mempunyai gelar atau kuliah terlebih dahulu. Apalagi cuma hanya bertahan hidup, saya yakin insyaAllah bisa! Dan berdasarkan hasil survey kecil-kecilan yang telah dilakukan mahasiswa saya selama beberapa tahun yang menempuh matakuliah personal development dan kewirausahaan membuktikan hal hal itu.

Dari situlah akhirnya saya mempunyai pemikiran untuk menuangkan panduan-panduan yang selama ini saya berikan di kelas menjadi sebuah buku pandauan yang mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi adik-adik kita alumni SMA.

Saya tahu bahwa mungkin ada beberapa hal yang akan saya sampaikan dalam panduan itu mungkin ada yang tidak pas di lapangan. Tetapi saya berharap dengan saya publish secara berkala di sini ada diantara anda yang peduli dan mau berbagi dengan saya untuk sekedar membantu adik-adik kita. Bagaimana?

*****
Catatan: Serial ini adalah edisi revisi dari tulisan yang telah terbit di blog saya http://hmcahyo.blogdetik.com dengan judul Gak Kuliah Gak Kiamat ! yang sudah sampai edisi 25. Revisi ini saya lakukan untuk meng-update informasi yang terkini.

Bagi anda yang ingin memberikan saran dan masukan tentang apa tambahan yang perlu saya cantumkan dalam panduan tersebut bisa kontak via email: hmcahyo[at]yahoo[dot]com


*****

Gambar dari sini
More about[Pengantar] Panduan Berburu Kerja # 1